Umrah Tahun 2020 Terapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat dengan Komitmen

Protokol kesehatan saat umrah tahun 2020 memang menjadi satu hal yang paling penting untuk diperhatikan. Karena dengan memperhatikan protokol kesehatan, penyebaran virus covid-19 dapat dicegah secara maksimal.

Seperti yang kita tahu sudah satu bulan Pemerintah Arab Saudi memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah umrah kepada para jamaah dari luar Arab Saudi. Dimana sampai dengan saat ini ibadah umrah dapat dijalankan secara lancar.

Persiapan Umrah Tahun 2020 Serba Mendadak

Pemberian akses tersebut tentu saja menjadi satu pertanda yang baik dan juga patut untuk disyukuri oleh semua pihak yang mempunyai kepentingan dengan ibadah umrah. Karena memang sudah hampir satu tahun travel umrah tidak ada transaksi penjualan paket umrah.

Namun setelah akses dibuka, pemberangkatan gelombang pertama dari jamaah umrah terkesan dadakan.

Hal tersebut menimbulkan sebagian jamaah umrah yang batal karena adanya beberapa faktor. Misalnya saja adanya 12 calon jamaah umrah yang positif covid-19 sesuai dengan hasil tes PCR. Kemudian ada yang batal berangkat karena visa yang belum keluar dan juga tiket belum dapat dikonfirmasi. Selain itu juga hasil PCR dari calon jamaah yang belum keluar.

Bahkan karena persiapan yang kurang baik, penerbangan tertunda selama hampir 2 jam. Untuk alasannya sendiri adalah keterlambatan dari pengiriman dokumen tercetak dari hasil tes PCR untuk beberapa jamaah.

Beruntung akhirnya pihak dari maskapai menerima dokumen hasil dari tes PCR dengan format PDF. Proses dari tes PCR tersebut memang terbilang mendadak dan baru diurus, seiring dengan mendadaknya informasi jatah umrah untuk Indonesia yang diberikan oleh Arab Saudi.

Prosedur Umrah Tahun 2020

Setelah tiba di Arab Saudi, jamaah umrah dari Indonesia tidak langsung menjalankan ibadah umrah. Dimana mereka harus menjalani karantina di Mekkah terlebih dulu. Sesuai dengan regulasi jamaah dari Negara asing harus menjalankan karantina 3 hari sebelum menjalankan ibadah umrah. Selain itu jamaah juga wajib untuk menjalani tes swab ulang di Arab Saudi.

Tetapi dari hasil tes swab tersebut ada beberapa jamaah yang positif covid-19. Tidak tahu pasti dari mana mereka dapat terinfeksi covid-19, sejak di tanah air atau saat sudah tiba di Tanah Suci. Jika hasil dari swab tersebut menunjukkan positif, tentu saja jamaan akan dikarantina kembali.

Untuk lama masa karantina sendiri adalah tujuh hari, setelah itu nantinya akan kembali di swab untuk dapat memastikan apakah sudah terbebas dari virus covid-19 atau belum. Swab ini sendiri biayanya sudah tercover oleh asuransi di Arab Saudi jadi jamaah tidak perlu khawatir.

Pemberhentian Penerbitan Visa Umrah Tahun 2020

Pihak dari Kerajaan Arab Saudi sendiri memang sempat menghentikan penerbitan visa umrah untuk jamaah umrah dari Indonesia. Tetapi pada gelombang keberangkatan yang berikutnya, ternyata masih terdapat jamaah haji yang terpapar virus covid-19 dan baru diketahui saat tiba di Tanah Suci.

Dengan demikian, dari hasil evaluasi Kementerian Agama dan DPR RI para calon jamaah umrah harus menjalankan karantina selama 3 hari di asrama haji sebelum akhirnya terbang ke Arab Saudi.

Komitmen menjalankan protokol kesehatan tersebut tidak hanya tanggung jawab dari pihak Arab Saudi saja sebagai tuan rumah penyelenggaraan ibadah umrah. Namun juga untuk semua pihak yaitu Pemerintah Indonesia salah satunya, kemudian biro umrah dan juga calon jamaah umrah itu sendiri.

Ketika pelaksanaan ibadah haji, Pemerintah Arab Saudi tak segan merogoh kocek cukup besar untuk membiayai penyelenggaraan haji saat masa pandemic. Dan karena komitmen untuk menjaga protokol kesehatan terseut, Arab Saudi menjadi Negara peringkat keenam sebagai Negara tujuan teraman selama pandemi.

Demikian komitmen untuk menjaga protokol kesehatan yang perlu diperhatikan oleh para jamaah umrah tahun 2020. Sehingga pelaksanaan ibadah umrah dapat berjalan dengan lancar.